Minggu, 09 Juli 2023

Sejarah Tentang K.H. Busyro Syuhada dan Perguruan Silat Tapak Suci

 

Sejarah Tentang K.H. Busyro Syuhada dan Perguruan Silat Tapak Suci

Oleh: Yunda Diah Purnamasari Zuhairi

Tdak banyak yang tahu bahwa Pakde (paman) dari Bpk Busyro Muqoddas (mantan ketua KPK) mempunyai andil yang sangat besar dalam dunia persilatan Muhammadiyah dan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Tidak hanya di Muhammadiyah dan Kraton Ngayogyakarta, tapi juga negara ini.

Kita tentu belum lupa bahwa cabang olahraga Pencak Silat telah mengharumkan nama Indonesia dalam arena Asian Games 2018, dimana sebagian besar atlitnya berasal dari Perguruan Tapak Suci.

Beliau adalah K.H. R. Busyro Syuhada, seorang ulama, pendekar besar, yang juga guru spiritual dari Jenderal Soedirman.

K.H. R. Busyro Syuhada lahir di Banjarnegara pada tahun 1872 dengan nama kecil R. Ibrahim. Beliau adalah putra dari K.H. RM. Syuhada dan Nyi Mas Rara Marni.

Genealogi K.H. R. Busyro Syuhada

Dari sisi ayahnya, K.H. R. Busyro Syuhada adalah canggah (generasi ke-4) dari Pangeran Diponegoro dari putrinya yang bernama RA. Munteng/RA. Gusti/RA. Siti Fadilah/Nyai Musa, dengan urutan sbb:

  1. Pangeran Diponegoro + R.Ay. Retnodewi
  2. RA. Munteng/RA. Gusti/RA. Siti Fadilah/Nyai Musa + Kyai RM. Muhammad Musa (keturunan dari Ngabei Djanah, Adipati Banyumas)
  3. Kyai RM. Muhammad Kholifah
  4. K.H. RM. Syuhada
  5. K.H. R. Busyro Syuhada

Dari sisi ibunya, K.H. R. Busyro Syuhada adalah wareng (generasi ke-5) dari Panembahan Giri Wasiat ing Banjarnegara, dengan urutan sbb:

  1. Panembahan Giri Wasiat ing Banjarnegara
  2. Kyai Yudo Dikromo (Demang Pradikan Banjarnegara)
  3. Kyai Yudo Dikriyo (Demang Lokapacar)
  4. Kyai Kasan Munadi (Penghulu Karangkobar)
  5. Nyi Mas Rara Marni
  6. K.H. R. Busyro Syuhada

Sebagai putra dari seorang Kyai Pendekar, sejak kecil R. Ibrahim menerima ilmu pencak dari ayahnya.

Ibrahim pun tumbuh menjadi Pendekar yang menguasai pencak ragawi dan batin / inti dan sekaligus Ulama yang menguasai banyak ilmu. Setelah dewasa dan sepulang dari Makkah, kemudian R. Ibrahim berganti nama menjadi Busyro Syuhada.

 

Pada awalnya K.H. Busyro Syuhada mempunyai 3 murid, yaitu :

– Achyat ( adik misan ), yang kemudian dikenal dengan K.H. Burhan

– M. Yasin ( adik kandung ), yang dikenal dengan K.H. Abu Amar Syuhada

– Soedirman, yang dikemudian hari mencapai pangkat Jenderal dan pendiri Tentara Nasional Indonesia, bahkan bergelar Panglima Besar Soedirman.

Pada tahun 1921 K.H. Busyro Syuhada dan K.H. Burhan merantau dari Banjarnegara ke Ngayogyakarta. Di Ngayogyakarta, mereka berdua bertemu dengan kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib. Dalam kesempatan itu terjadilah adu ilmu pencak antara Muhammad Wahib dan K.H. Burhan, serta Ahmad Dimyati dan K.H. Busyro Syuhada. Dalam adu ilmu tersebut kakak beradik Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib mengalami kekalahan. Kemudian Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib dengan pengakuan yang tulus mengangkat K.H. Busyro Syuhada sebagai guru dan mewarisi ilmu pencak dari K.H. Busyro Syuhada.

Sejak saat itu, K.H. Busyro Syuhada pun kemudian menetap di Kauman, Yogyakarta.

Sementara itu, untuk menelusuri jejak gurunya, Ahmad Dimyati pun mengembara ke barat, sedangkan Muhammad Wahib mengembara ke timur sampai ke Madura untuk menjalani adu kaweruh (uji ilmu).

Sebagai pewaris ilmu Banjaran, Muhammad Wahib mewarisi sifat-sifat gurunya, K.H. Busyro Syuhada, yang bersifat keras, tidak kenal kompromi, suka adu kaweruh. Oleh karenanya nama Muhammad Wahib pun lebih menonjol daripada Ahmad Dimyati.

Sebaliknya dengan Ahmad Dimyati, yang banyak dikatakan sebenarnya ilmunya lebih tangguh daripada adiknya, Muhammad Wahib. Namun karena pendiam dan tertutup maka tidak banyak kejadian-kejadian yang dialami olehnya. Demikian pula dengan K.H. Burhan yang mempunyai sifat dan pembawaan sama dengan Ahmad Dimyati.

K.H. Busyro Syuhada juga pernah menjadi guru pencak untuk kalangan bangsawan dan keluarga Kraton Ngayogyakarta. Salah satu di antara muridnya adalah R.M. Harimurti, seorang pangeran kraton, yang dikemudian hari beberapa muridnya mendirikan perguruan-perguruan pencak silat yang beraliran Harimurti.

Kauman, Seranoman, dan Kasegu

Pendekar Besar K.H. Busyro Syuhada memberi wewenang kepada pendekar binaannya, Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib untuk membuka perguruan dan menerima murid.

Perguruan baru yang didirikan oleh Ahmad Dimyati dan Muhammad Wahib pada tahun 1925 itu diberi nama Perguruan “Kauman”, yang beraliran Banjaran.

Perguruan “Kauman” mempunyai peraturan bahwa murid yang telah selesai menjalani pendidikan dan mampu mengembangkan ilmu pencak silat, maka akan diberikan kuasa untuk menerima murid.

Adalah M. Syamsuddin yang menjadi murid kepercayaan Pendekar Besar M. Wahib, yang kemudian diangkat sebagai pembantu utama, dan kemudian diizinkan menerima murid. M. Syamsuddin kemudian mendirikan perguruan baru yang bernama “Seranoman”.

Perguruan “Kauman” kemudian menetapkan dalam setiap menerima siswa baru, bahwa setelah siswa tadi lulus maka akan menjadi murid di “Seranoman”.

Dari Perguruan “Seranoman” ini lahir pendekar muda Moh. Zahid, yang juga lulus menjalani pendidikan di perguruan “Kauman”. Moh. Zahid yang menjadi murid angkatan ketiga (3) bahkan berhasil pula mengembangkan pencak silat yang berintikan kecepatan; kegesitan, dan ketajaman gerak. Tetapi murid ketiga ini pada tahun 1948, wafat pada usia yang masih sangat muda.

Moh. Zahid tidak sempat mendirikan perguruan baru, tetapi ia berhasil melahirkan murid, yaitu Moh. Barie lrsjad.

Pendekar Besar K.H. Busyro Syuhada berpulang ke Rahmatullah pada bulan Ramadhan 1942. Pendekar Besar K.H. Busyro Syuhada bahkan tidak sempat menyaksikan datangnya perwira Jepang, Makino, yang pada tahun 1943 mengadu ilmu beladirinya dengan pencak silat Banjaran andalannya. Dalam adu ilmu itu Makino kalah, dan mengakui kekurangannya, serta menyatakan bersedia menjadi murid Perguruan “Kauman”, sekaligus menyatakan masuk Islam, dan kemudian berganti nama menjadi Omar Makino.

Pada tahun 1948 Pendekar Besar K.H. Burhan gugur bersama dengan 20 muridnya dalam pertempuran dengan tentara Belanda di barat kota Yogyakarta.

Kehilangan para pesilat besarnya menjadikan perguruan “Kauman” untuk beberapa saat berhenti kegiatannya dan tidak menampakkan akan muncul lagi pendekar-pendekar baru. Pendekar Moh. Barie lrsjad sebagai murid angkatan keenam (6) yang dinyatakan lulus dari tempaan ujian Pendekar M. Zahid, M. Syamsuddin, M. Wahib dan A. Dimyati kemudian dalam perkembangan berikutnya mendirikan perguruan “Kasegu”.

Kalau perguruan-perguruan sebelumnya diberi nama sesuai dengan tempatnya, maka Perguruan “Kasegu” diberikan nama sesuai dengan senjata yang diciptakan oleh Pendekar Moh. Barie Irsjad.

Lahirnya Tapak Suci

Moh. Barie lrsjad akhirnya mengeluarkan gagasan agar semua aliran Banjaran yang sudah berkembang dan terpecah-pecah dalam berbagai perguruan, disatukan kembali ke wadah tunggal. Pendekar Besar M. Wahib pun merestui berdirinya satu Perguruan yang menyatukan seluruh perguruan di Kauman tsb. Restu diberikan dengan pengertian Perguruan ini nanti adalah menjadi kelanjutan dari Perguruan “Kauman” yang didirikan pada tahun 1925 yang berkedudukan di Kauman.

Pendekar M. Wahib kemudian mengutus 3 orang muridnya, dan M. Syamsuddin mengirim 2 orang muridnya untuk bergabung. Sementara Pendekar M. Barie Irsjad bersama sembilan anak murid menyiapkan segala sesuatunya untuk mendirikan Perguruan.

Dasar-dasar perguruan pun kemudian dirancang oleh Moh. Barie lrsjad, Moh. Rustam Djundab dan Moh. Djakfal Kusuma. Kemudian mereka menentukan nama perguruan mereka yaitu Perguruan“Tapak Suci”.

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dikonsep oleh Moh Rustam Djundab. Do’a dan lkrar disusun oleh H. Djarnawi Hadikusuma (putra Ki Bagus Hadikusuma). Lambang Perguruan diciptakan oleh Moh. Fahmie Ishom (cucu KHA Dahlan). Lambang Anggota diciptakan oleh Suharto Sujak (putra KH. M. Sudjak, murid KHA Dahlan). Lambang Regu Inti “Kosegu” diciptakan Adjib Hamzah. Sedang bentuk dan warna pakaian dibuat o!eh Moh. Zundar Wiesman dan Anis Susanto.

Dan pada tanggal 31 Juli 1963 lahirlah Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci

Ditulis dan dirangkai dari berbagai Sumber Oleh Yunda Diah Purnamasari Zuhair, Cicit KHA Dahlan

Rabu, 07 Juni 2023

STRUKTUR ORGANISASI TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH PIMDA 052 KABUPATEN BEKASI


 
SUSUNAN PERSONALIA

PIMPINAN DAERAH 052 TAPAK SUCI KABUPATEN BEKASI

PROPINSI JAWA BARAT

MASA BAKTI 2021 - 2026

__________________________________________________________________________________________



        Penasehat                                   : Ketua PDM Kabupaten Bekasi

                                                       : Ketua Pengcap IPSI Kabupaten Bekasi


SUSUNAN PIMPINAN 


KETUA UMUM                             : SUPRIYATNO S.Pd,M.Pd,P.Ma 

 Ketua I                                          : Tunggul Waluyo P.Ma

 Ketua  II                                        : Moch Farid Ali P.Ma

 Ketua  III                                       : Suhandi Harto,S.Pd ,M.Pd ,P.Ka

Sekretaris                                      : Muhammad Maesuri, A.Md, P.Ma

Wakil Sekretaris                           : Alfachreza Azure,BA.IR, MA ,K.Da

Bendahara                                     : Sumarwan, S.Pd ,K.Ka

Wakil Bendahara                          : Sunarto, S.Pd , K.Ma 

                                                              

                               

Bidang Dibawah Koordinasi Ketua I

Bidang Pendidikan Anggota             : Achmad Natsiruddin,S.Pd ,M.Pd, P.Ma 

                                                              : Sumerambah, S.E, K. Ma

                       

Bidang Pembinaan Prestasi             : Rulli Irfan, S.E, P.Ma

Bidang Pembinaan Kepelatihan       : M. Ismawardi Mukhlis P. Mdy

Bidang Pembinaan Wasit Juri          : Danang Prianto,K.Ua 

                                                                                                           

                                             

 Bidang Dibawah Koordinasi Ketua II                                                                           

Bidang Pembinaan Cabang               : Riswanto, K. Mdy                                          

Bidang  Al Islam dan Ke                     : Sudarno Soemodimejo P.Ma

Kemuhammadiyah-an                          Ahmad Jam'an

                             

Bidang Pustaka dan Komunikasi      : Adam Affrizal, K. Ma

                                                                 Nurmanfaat,K. Da

Bidang Pembinaan KOSEGU             : Sutrisno,K.Ua 

                                                           Nurkhoiron, K.Pa


Bidang Dibawah Koordinasi Ketua III

Bidang Pendayagunaan Sumber      : Sutarno, K. Da

Dana                                                        Asnan, K. Da

                                                          

Bidang Pendayagunaan Usaha         : Samsul Amirudin, K.Ma

Bidang Disiplin Dan Hukum               : Sumadi, K. Ua

                                                                  Mukhlis Hamidi, K. Ma

 

Anggota PLENO                                         : Ridhayati Hudaya, P. Ka

                                                                 Slamet Sunarto P. Mdy

                                                                 Mardi,P. Ma 

             


Kamis, 20 April 2023

"𝔖𝔢𝔩𝔞𝔪𝔞𝔱 ℌ𝔞𝔯𝔦 ℜ𝔞𝔶𝔞 ℑ𝔡𝔲𝔩 𝔉𝔦𝔱𝔯𝔦

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

𝔇𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔤𝔞𝔩𝔞 𝔨𝔢𝔯𝔢𝔫𝔡𝔞𝔥𝔞𝔫 𝔥𝔞𝔱𝔦 𝔨𝔞𝔪𝔦 𝔰𝔢𝔨𝔢𝔩𝔲𝔞𝔯𝔤𝔞 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔲𝔠𝔞𝔭𝔨𝔞𝔫 

"𝔖𝔢𝔩𝔞𝔪𝔞𝔱 ℌ𝔞𝔯𝔦 ℜ𝔞𝔶𝔞 ℑ𝔡𝔲𝔩 𝔉𝔦𝔱𝔯𝔦 
1 𝔖𝔶𝔞𝔴𝔞𝔩 1444 ℌ"
*Mohon maaf lahir dan bathin*

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَا وَ مِنْكُمْ صِيا منا وَ صِيَامكم كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ

𝔖𝔢𝔪𝔬𝔤𝔞 𝔄𝔩𝔩𝔞𝔥 𝔰𝔴𝔱 𝔪𝔢𝔪𝔟𝔢𝔯𝔦𝔨𝔞𝔫 𝔨𝔦𝔱𝔞 𝔲𝔪𝔲𝔯 𝔭𝔞𝔫𝔧𝔞𝔫𝔤 𝔶𝔞𝔫𝔤 𝔟𝔞𝔯𝔬𝔨𝔞𝔥 & 𝔨𝔢𝔰𝔢𝔥𝔞𝔱𝔞𝔫 𝔰𝔢𝔥𝔦𝔫𝔤𝔤𝔞 𝔟𝔦𝔰𝔞 𝔟𝔢𝔯𝔱𝔢𝔪𝔲 𝔨𝔢𝔪𝔟𝔞𝔩𝔦 𝔡𝔢𝔫𝔤𝔞𝔫 ℜ𝔞𝔪𝔞𝔡𝔥𝔞𝔫 𝔶𝔞𝔫𝔤 𝔞𝔨𝔞𝔫 𝔡𝔞𝔱𝔞𝔫𝔤. آمين


𝐓𝐀𝐏𝐀𝐊 𝐒𝐔𝐂𝐈 𝐏𝐈𝐌𝐃𝐀 𝟎𝟓𝟐 𝐊𝐚𝐛𝐮𝐩𝐚𝐭𝐞𝐧 𝐁𝐞𝐤𝐚𝐬𝐢


Selasa, 14 Maret 2023

PERATURAN SENI

Pasal 15: Peraturan Seni

Area Kompetisi Seni


1. Area kompetisi berbentuk segi empat yang disetujui IPSI, dengan sisi 10 m kali 10 m. Jika gelanggang ditinggikan, harus ada tambahan 1 meter disetiap sisi sebagai area keselamatan dengan menggunakan warna matras yang berbeda.
2. Sepuluh juri akan duduk berhadapan dengan Ketua Pertandingan dan masingmasing dilengkapi dengan satu tablet.
3. Ketua Pertandingan akan duduk di meja dekat sudut merah dan biru, antara
pencatat waktu dan Dewan.
4. Pelatih akan duduk di luar arena, di sisi masing-masing disamping matras. Saat 
gelanggang ditinggikan, Pelatih akan ditempatkan di luar area yang ditinggikan.
5. Dipasang 4 sd 8 kamera VAR di seputar gelanggang

Penjelasan:

1. Matras yang digunakan harus anti selip jika bersentuhan dengan lantai tetapi memiliki koefisien gesekan yang rendah di permukaan atas. Panitia Penyelenggara harus memastikan bahwa matras tidak bergeser selama kompetisi, karena celah bisa menyebabkan cedera dan merupakan bahaya. Matras harus Disetujui IPSI.
2. Ketebalan Matras harus 5 sentimeter dalam kualitas kepadatan tinggi.
3. Untuk Kejuaraan nasional, regional Invitasi terbuka, diharuskan menggunakan10 orang juri
4. 4 sd 8 kamera VAR akan ditempatkan di sekeliling gelanggang

Kriteria Penilaian 

Tunggal

1. Tunggal adalah pertunjukan seni selama 3 menit yang dilakukan oleh seorang
pesilat dengan menampilan gerakan - gerakan tunggal.
2. Tunggal adalah penampilan menurut gerak yang berurutan.
3. Toleransi waktu ± 10 detik untuk kategori Usia Dini dan Pra-Remaja, sedangkan ±
5 detik untuk kategori Remaja dan Dewasa.
4. Jika batas waktu toleransi melebihi batas, maka akan dikenakan sanksi yang sesuai.
5. Pesilat harus melakukan titik awal dan akhir gerakan pada titik yang sama
6. Nilai akan dikurangi apabila ada gerakan tambahan pada akhir gerakan
7. Pesilat boleh menahan gerakan maksimum 5 detik untuk setiap gerakan. Apabila 
lebih dari 5 detik akan dikenakan hukuman pengurangan nilai 0,5. Dewan yang akan 
melakukan pengamatan
8. Jika Pesilat gagal melanjutkan penampilannya karena alasan apapun, Ketua 
Pertandingan akan menyatakan dia didiskualifikasi.
9. Diperbolehkan mengeluarkan suara. Tetapi pelatih tidak boleh memberikan panduan / perintah dengan suara keras
10. Tahapan Pertandingan : Sistem Gugur

Penjelasan :
1. Pesilat tidak diperbolehkan berjarak lebih dari 1 meter dari titik akhir.
2. Pengurangan nilai 0.01 akan dikenakan bila gerakan akhir pesilat berjarak lebih 
dari 1 meter dari titik awal dan membuat gerakan tambahan sebelumnya.
3. Pelatih boleh protes untuk pesilat tunggal dan regu yang menahan gerakan lebih dari 
5 detik di setiap gerakan. Untuk gerakan yang lebih dari 5 detik akan dikenakan 
hukuman pengurangan nilai 0,5. Dewan yang akan melakukan pengamatan

Ganda

1. Ganda adalah penampilan seni selama 3 menit yang dibawakan oleh dua orang atlet 
dengan mengkoreografikan adegan pertarungan. Adegan pertarungan harus 
mencakup permainan senjata dan gerakan harus realistis.
2. Senjata yang digunakan seperti, Golok/Parang boleh beradu, menimbulkan bunyi, 
dan percikan api. Namun, bilahnya harus tumpul, runcing tidak tajam, dan
sesuai dengan ukuran.
3. Toleransi waktu yang diperbolehkan ± 5 detik.
4. Jika batas waktu toleransi melebihi batas, maka akan dikenakan sanksi yang sesuai.
5. Diperbolehkan mengeluarkan suara. Tetapi pelatih tidak boleh memberikan panduan 
/ perintah dengan suara keras
6. Tahapan Pertandingan : Sistem Gugur
Regu
1. Regu adalah penampilan seni selama 3 menit yang dilakukan oleh tiga orang Pesilat 
dengan menggunakan gerakan Regu. Tim harus bergerak dalam sinkronisasi.
2. Regu dilakukan menurut urutan gerakan.
3. Toleransi Watu ± 5 detik.
4. Jika batas waktu toleransi melebihi batas, maka akan dikenakan sanksi yang sesuai.
5. Diperbolehkan mengeluarkan suara. Tetapi pelatih tidak boleh memberikan panduan 
/ perintah dengan suara keras
6. Pesilat boleh menahan gerakan maksimum 5 detik untuk setiap gerakan. Apabila 
lebih dari 5 detik akan dikenakan hukuman pengurangan nilai 0,5. Dewan yang akan 
melakukan pengamatan
7. Jika Pesilat gagal melanjutkan penampilannya karena alasan apapun, Ketua 
Pertandingan akan menyatakan dia didiskualifikasi.
8. Tahapan Pertandingan : Sistem Gugur

Solo Kreatif

1. Solo Creative adalah penampilan koreografi berdurasi 1 sampai 3 menit yang 
dibawakan oleh satu orang pesilat.
2. Pertunjukan harus disertai dengan senjata Nusantara.
3. Senjata yang digunakan boleh beradu, menimbulkan bunyi dan percikan. Namun,
bilahnya harus tumpul, runcing tidak tajam, dan sesuai dengan ukurannya.
4. Iringan musik live atau audio diperbolehkan.

Penilaian

Tunggal dan Regu
Dalam menilai penampilan seorang pesilat atau tim, Juri akan mengevaluasi penampilan 
berdasarkan kemantapan gerak, sedangkan Dewan akan mengawasi hukuman untuk 
kesalahan gerak. Nilai kemantapan terdiri dari :
1. Gerakan
2. Irama gerakan
3. Penjiwaan Gerakan
4. Tenaga dan Stamina
Penampilan dievaluasi dari pemukulan gong pertama sampai akhir
gerakan.

Ganda dan Solo Kreatif

Dalam penilaian penampilan peserta, Juri akan mengevaluasi penampilan berdasarkan hal- hal berikut:
1. Teknik serang bela 
a. Kualitas teknik 
b. Kekayaan teknik
c. Keterampilan dan kreativitas
d. Logika
2. Kemantapan
a. Keserasian
b. Keterampilan penggunaan senjata
c. Tenaga dan stamina
3. Penjiwaan
a. Ekspresi gerakan
Penampilannya dinilai dari pukulan gong pertama hingga gerakan terakhir seperti yang 
tertera pada sinopsis. Tim harus menyerahkan formulir yang jelas dan lengkap sebelum
acara dimulai.

Senjata Wajib

Catatan penting - untuk senjata dengan bilah logam, itu harus tidak runcing dan tumpul.
Kategori Umur
Tambahan Senjata Nusantara Untuk ajang Ganda dan Solo Kreatif, pesilat diwajibkan menggunakan senjata nusantara tambahan. 
Daftarnya seperti di bawah ini:
Pemeriksaan Senjata
• Sekretariat Pertandingan akan membuat pengumuman setidaknya tiga puluh menit 
sebelum dimulainya acara kompetisi Seni, untuk Pemeriksaan Senjata.
• Peserta atau ofisial (Team Manager/Coach) wajib membawa senjata yang akan 
digunakan untuk kompetisi ke Tempat Pemeriksaan Senjata untuk diperiksa secara 
menyeluruh oleh Petugas Tehnis yang bertugas.
• Senjata yang disertifikasi oleh Petugas Teknis yang bertugas akan dikarantina. Dan 
senjata diperbolehkan untuk diambil sesaat sebelum peserta memasuki gelanggang 
untuk gilirannya (segera setelah nama mereka diumumkan).

PERATURAN TANDING

Pasal 14 : Peraturan Tanding

Area Pertandingan Kategori Tanding
1. Area Pertandingan berbentuk segi empat yang disetujui IPSI, dengan sisi 10 meter kali 10 
meter. Ketika gelanggang ditinggikan, harus ada tambahan 1 meter di setiap sisi sebagai
area keselamatan.
2. Empat buah matras (dua buah matras warna merah, dan dua buah matras warna biru 
masing-masing berukuran 2 meter kali 1 meter) diletakkan pada jarak dua meter dari 
pusat membentuk batas antar pesilat.
3. Wasit akan berdiri di antara dua matras merah & biru, di dalam lingkaran putih menghadap
para pesilat.
4. Setiap Juri akan duduk di sisi gelanggang. Wasit dapat bergerak di sekitar seluruh matras. 
Setiap Juri akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru, dan tablet penilaian.
5. Ketua Pertandingan akan duduk di meja dekat sudut merah dan biru, antara pencatat 
waktu dan Dewan.
6. Pelatih akan duduk di luar gelanggang, di sisi masing-masing di pinggir matras. Saat arena 
ditinggikan, pelatih akan ditempatkan di luar area yang ditinggikan.

Penjelasan:
1. Matras yang digunakan harus non-slip yang bersentuhan dengan lantai tetapi memiliki 
koefisien gesekan yang rendah di permukaan atas. Panitia Penyelenggara harus 
memastikan bahwa matras tidak bergeser selama pertandingan, karena celah 
menyebabkan cedera dan merupakan bahaya. Matras harus disetujui IPSI.
2. Pesilat akan memulai Pertandingannya di dalam matras merah dan biru hanya pada awal 
setiap babak. Selanjutnya, mereka akan memulai pertandingan mereka, di tempat
terakhir mereka berhenti.
3. Lingkaran putih berfungsi sebagai “Area Pertandingan”, dengan diameter keliling 8
meter.
4. Ketebalan matras harus 5 sentimeter dalam kualitas kepadatan tinggi.
5. Dua sudut netral (dengan matras Kuning) dengan sisi masing-masing berukuran 1 meter 
kali 1 meter. 
6. Sudut Merah dan Biru (dengan matras Merah dan Biru) dengan sisi masing-masing 
berukuran 1 meter kali 1 meter.

Penyelenggaraan Pertandingan Kategori Tanding

1. Pertandingan Pencak Silat terdiri dari Tanding dan Seni. 
Tanding adalah 
pertandingan individu, yaitu serang bela antara dua pesilat dari kubu yang berbeda. 
Selanjutnya dibagi menjadi kategori usia dan berat.
2. Sistem gugur akan diterapkan kecuali ditentukan lain secara khusus untuk suatu 
kejuaraan. Penyelenggara harus mengikuti struktur di bawah ini untuk Pertandingan 
Sistem gugur. Silakan lihat contoh yang disediakan.
3. Atlet tidak boleh digantikan oleh atlet lain setelah pengundian dilakukan.
4. Kejuaraan tambahan yang ditawarkan untuk kategori remaja dalam pertandingan multi events

5. Diperbolehkan mengeluarkan suara.
1. Penjelasan:
1. Dalam eliminasi kompetisi Tanding , satu putaran mengeliminasi lima puluh persen atlet 
di dalamnya, menghitung bye sebagai atlet.
2. Pelatih harus menunjukkan ID Card mereka bersama dengan pesilat atau tim mereka 
kepada petugas di area tunggu. Pelatih harus duduk di kursi yang disediakan dan tidak 
boleh mengganggu kelancaran pertandingan dengan perkataan atau perbuatan.
3. Provinsi tuan rumah untuk multi-event games (termasuk SEA Games, Asian Games, 
Olimpiade, dll), perlu memasukkan tambahan 3 sampai 5 kategori event khusus untuk
kategori Remaja, diluar kategori Dewasa yang ditawarkan sebagai acara utama.
a. Kategori acara akan mencakup Pertandingan (Tanding) dan Artistik (Seni).
b. Usia peserta Remaja akan berkisar antara 14 hingga 16 tahun (silakan merujuk
ke Sub Pasal 14.5 - Usia.
c. Provinsi Tuan Rumah berhak memilih kelas(dari total 28 kelas berdasarkan
berat badan) untuk dipertandingkan di kategori Remaja.

Usia, Berat Badan & Durasi Pertandingan
 
1. Penegasan usia atlet yang bertanding dibuktikan dengan KTP, atau paspor asli. Kartu
Tanda Penduduk harus jelas menunjukkan foto, nama dan tanggal lahir atlet.
2. Usia atlet harus sesuai dengan kategori usia, berdasarkan tahun lahir.
3. Kategori usia adalah seperti di bawah ini

Kewarganegaraan

1.Untuk kejuaraan multi-event, atlet harus merupakan warga provinsi dari provinsi
yang akan diwakilinya.

2.Untuk kejuaraan single-event, atlet dapat mewakili provinsi manapun. Partisipasi harus 
disertai dengan surat dukungan dari Federasi Nasional dan disahkan oleh IPSI.

Kategori Berat:

1.Singa 
Karena ini adalah kelompok usia muda, atlet bertanding berdasarkan pedoman berikut:
i.  Selisih Usia          : 1 tahun
ii. Perbedaan inggi  : 3cm
iii. Selisih Berat        : 2kg

2.Macan
Karena ini adalah kelompok usia muda, atlet bertanding berdasarkan pedoman berikut:
I. Selisih Usia             : 1 tahun
II. Perbedaan Tinggi : 3cm 
III. iii.Selisih Berat.    : 2kg

3.Usia Dini

Total 20 kategori berat badan untuk Pria. 
Total 20 kategori berat badan untuk Wanita. 
Total 40 kategori berat badan untuk Usia Dini.

4.Pra-Remaja
Total 17 kategori berat badan untuk Pria.
Total 17 kategori berat badan untuk Wanita. Total
34 kategori berat badan untuk Pra-Remaja