Minggu, 12 Maret 2023

ABA-ABA WASIT dan MARKA

Aba-Aba Wasit (Sinyal tangan)
“Para ofisial penting dalam setiap olahraga, tetapi mereka memiliki arti tambahan dalam 
olahraga tarung. Kesalahan wasit dalam pertandingan bisbol dapat membuat tim
menang, tetapi kesalahan wasit dalam seni bela diri campuran dapat memiliki
konsekuensi yang jauh lebih mengerikan. ”- Anonim.

Pasal 9 : Aba-aba dalam Pertandingan

1. Aba-aba ‘SEDIA’ (Bersiap-siap) digunakan untuk memperingatkan atlet dan semua 
petugas pertandingan untuk bersiap-siap saat pertandingan akan dimulai. Aba-aba harus digunakan sepanjang pertandingan.
2. Aba-aba 'MULAI' (Mulai) digunakan setiap kali pertandingan dimulai atau
dilanjutkan. Aba-aba ini digunakan bersama dengan isyarat tangan.
3. Aba-aba 'TI' (Stop) digunakan untuk menghentikan pertandingan. “Ti” berasal dari kata
“Henti” atau “Berhenti” yang artinya Berhenti.
4. Aba-aba 'PASANG', atau 'LANGKAH' digunakan sebagai panduan.

5. Awal dan akhir setiap babak ditandai dengan pukulan pada Gong,

Melakukan serang bela
Wasit memperlihatkan tanda kedua kepalan tangan yang beradu ketika kedua pesilat tidak melakukan gerakan atau tehnik menyerang dalam waktu 10 detik

Pasal 11 : Peringatan & Hukuman

• Wasit akan mendatangi atlet untuk mengeluarkan peringatan, teguran, atau
hukuman.
• Wasit tidak harus menunggu dan memanggil pesilat untuk datang ke arahnya.
• Wasit tidak perlu menghadap atlit waktu memberikan Peringatan I, II,III. 
• Wasit hanya perlu menghadap Ketua Pertandingan untuk memperlihatkan aba-aba tangan,

Binaan

1. Dikenakan bila terjadi pelanggaran ringan.
2. Tidak ada poin yang akan dipotong / dikurangi
Akan ditambahkan secara berurutan untuk setiap pelanggaran ringan yang terjadi di
babak yang sama. Akan diatur ulang di babak baru.

Teguran

Teguran I (pengurangan 1 poin)

1. Dikenakan ketika seorang pesilat melakukan pelanggaran ringan untuk ketiga kalinya 
dalam babak yang sama.
2. Dapat diberikan segera apabila seorang pesilat melakukan pelanggaran berat tanpa 
menyebabkan cedera pada lawannya:
a. Kena selintas
b. Menyerempet
3. Langsung dikenakan ketika pesilat melakukan pelanggaran sedang.

Teguran II (pengurangan 2 poin)

• Diberikan ketika seorang pesilat melakukan pelanggaran lagi, setelah Teguran I 
dikeluarkan dalam babak yang sama.
• Akan diatur ulang di babak baru


Contoh 1
Atlit keluar gelanggang pada babak 1, atlet akan diberi Binaan I. Dan ketika atlit melakukan 
pelanggaran ringan lagi di babak yang sama, atlit akan diberi Binaan II. Akan tetapi, ketika atlit 
melakukan pelanggaran ringan di babak 2, atlit akan diberi Binaan I lagi. Karena ketika ganti 
babak akan di atur ulang,(Reset)
Contoh 2
Jika atlit keluar gelanggang pada babak 2 akan diberi Binaan I. Pada babak yang sama atlit melakukan pelanggaran ringan berbeda – tidak pola langkah – atlit akan diberi Binaan II. Dan, jika atlit melakukan pelanggaran ringan yang berbeda - mengepal kedua tangan- atlit 
akan diberi Teguran I. 
Peringatan

Peringatan I (pengurangan 5 poin)

1.Dikenakan setelah seorang pesilat melakukan pelanggaran setelah menerima Teguran II 
pada babak yang sama.
2.Dikenakan apabila seorang pesilat melakukan pelanggaran berat yang mengakibatkan 
lawan cedera.
3.Kontak langsung
i.
Memar terlihat
ii.
Gigi patah
iii.
Luka Terbuka

Peringatan II (pengurangan 10 poin)

Peringatan II akan dikeluarkan jika pesilat melakukan pelanggaran lain setelah Peringatan I 
dikeluarkan terlepas dari babak dalam pertandingan. Semua peringatan berlaku untuk seluruh 
babak dalam pertandingan.
Diskualifikasi (Peringatan III)

1.
Dikenakan setelah seorang Pesilat melakukan pelanggaran setelah menerima Peringatan 
II pada babak yang sama.
2.
Muntah di gelanggang karena serangan yang valid.
a. Hanya jika atlet muntah di gelanggang selama pertandingan.
b. Jika atlet muntah di antara babak, di ember di kotak sudut pelatih, itu dapat diterima.
3.
Gagal memenuhi berat badan selama penimbangan.
4.
Mengganti pakaian yang robek lebih dari 10 menit
5.
Gagal dalam tes doping.
6.
Tidak lulus pemeriksaan medis.
7.
Pesilat yang menunjukkan kemarahannya (selama pertandingan, waktu istirahat atau 
setelah pertandingan):
a. Meninggalkan gelanggang dengan kesal
b. Menendang ember
c. Merusak peralatan pertandingan
Pesilat akan dipanggil kembali ke gelanggang, Pesilat akan langsung didiskualifikasi jika 
pesilat menolak untuk kembali setelah pemanggilan ketiga. Namun, jika pesilat kembali 
ke gelanggang sebelum pemanggilan ketiga, Pesilat akan diizinkan untuk melanjutkan 
pertandingan, dan Pesilat akan diberikan Peringatan I.
8. Pesilat yang melakukan aksi Pile-Driving, dimana lawan dilempar ke leher ke atas (namun 
jika lawan tidak jatuh dari leher ke atas, atlet yang melakukan tindakan tersebut tidak akan 
didiskualifikasi).
9. Pesilat yang melakukan aksi Suplex, dimana lawan dilempar ke leher ke atas (namun jika 
lawan tidak jatuh dari leher ke atas, atlet yang melakukan aksi tersebut tidak akan 
didiskualifikasi).
10. Pesilat yang menolak untuk melanjutkan pertandingan meskipun telah mendapat izin dari 
Petugas Medis yang menyatakan bahwa dirinya fit.
11. Menyerang lawan setelah bunyi gong atau tanda akhir babak lainnya. Atau suara wasit
Aayang menghentikan pertandingan. Ketika setelah keluar aba-aba henti dari wasit dan masih ada serangan, dianggap sebagai pelanggaran.


Hitungan Tehnik

Wasit akan melakukan hitungan tehnik ketika atlit tidak bisa bangun diakibatkan serangan sah. 
Hitungan Tehnik akan dilakukan ketika wasit memberikan aba-aba sedia pada kedua atlit.

1. Waktu melihat pesilat tidak dalam keadaan sedia, wasit akan berkata “Pesilat, Sedia!” dua kali.

2. Jika atlitnya tetap diam, wasit mulai melakukan proses Hitungan Tehnik
a.
Tangan kiri menunjuk atlit yang cedera / tidak bangun
b.
Tangan kanan bergerak melakukan hitungan 1 sd 9
c.
Apabila bisa melakukan pola langkah dan dalam posisi SEDIA ketika sedang 
dilakukan Hitungan Tehnik, hitungan tetap dilanjutkan sampai dengan hitungan 
ke 9, setelah itu wasit akan memberikann Teguran I pada atlit yang dihitung
d.
Apabila atlit tidak bisa bangun, hitungan akan dilanjutkan sd 10

3. Jika lawan melakukan serangan sah yang menyebabkan cedera, maka lawan tersebut 
akan menang tehnik

4. Atlit akan dikenakan Peringatan III (Diskualifikasi) setelah 3 kali mendapatkan Hitungan
Tehnik dalam babak yang sama. Hitungan Tehnik ke-3, wasit akan menyelesaikan 
hitungan sampai dengan 10 dan langsung memberikan tanda peringatan III

5. Untuk atlit yang tidak bisa bangkit setelah mendapat serangan sah, Wasit akan 
memanggil dokter / medis untuk memastikan apakah atlit fit / unfit untuk meneruskan 
pertandingan
a. Bila atlit fit dan menolak bangun setelah dipanggil “Pesilat, Sedia!” 3-kali, Wasit akan 
melakukan hitungan 1 sd 10, dan didiskualifikasi.
Bila atlit unfit, lawan akan memenangkan pertandingan dengan menang tehnik
b. Jika atlit kejang, Wasit akan menghentikan Hitungan Tehnik, dan panggil dokter 
/medis yang akan memastikan pesilat fit/unfit untuk melanjutkan pertandingan
c. Jika atlit unfit, Wasit akan melanjutkan dengan hitungan tehnik. Akan tetapi jika 
atlit bangun setelah “9” Wasit akan memberikan Teguran I. Jika atlit kelihatan 
tidak stabil, Wasit akan memanggil Dokter/Medis untuk memastikan pesilat 
fit/unfit untuk melanjutkan pertandingan
6. Untuk atlit yang menolak bangun setelah mendapat serangan sah, namun di sana ada 
protes yang menyatakan serangan tersebut tidak sah, KP akan konfirmasi kepada wasit 
dan wasit akan meminta untuk melihat VAR kemudian memanggil dokter untuk 
memeriksa atlit. 
Setelah melihat sistem VAR dan komisaris protes menyatakan bahwa itu adalah 
serangan sah. Jika dokter menyatakan bahwa atlit fit untuk bertanding, setelah 
dipanggil “pesilat, sedia!” selama 3 kali, maka atlit akan diberi Peringatan I (-5 poin) 
untuk ulur waktu. Jika dokter menyatakan unfit, maka atlit akan didiskualifikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar